Labels

Monday, November 9, 2015

Nomaden

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Rumah adalah tempat yang  nyaman bagi semua orang. Rumah adalah tempat peristirahatan dari rutinitas setelah seharian berpergian. Dan rumah adalah tempat kita kembali sejauh apapun kita pergi.
Namun, sejatinya manusia adalah mahluk yang nomaden. Yak yaitu mahluk yang selalu berpindah pindah. Walaupun masa nomaden itu sudah lewat. Sekitar 4000 tahun yang lalu. Yaitu saat manusia masih menjadi manusia purba.
Tapi, gue masih percaya sampai sekarang kalau manusia adalah mahluk yang nomaden. Mereka akan selalu mencari tempat yang nyaman untuk mereka tinggali ataupun mereka singgahi. Entah itu berupa tempat tinggal, pekerjaan, teman ataupun cinta mereka. Mereka akan mencari titik nyaman mereka hingga waktu yang ditentukan, entah waktu itu ditentukan mereka ataupun karena takdir.
Ada sajak yang mengatakan: “Aku ingin menjadi rumahmu, sejauh apapun kau pergi, akulah tempatmu kembali” Memang merupakan sajak yang romantis. Betapa setianya orang yang telah ditinggali itu menunggu orang yang dicintainya kembali kepadanya. Ibarat sebuah rumah yang akan selalu setia menunggu penghuninya untuk pulang. Dia tidak akan pergi kemana kemana, walaupun hujan, panas ataupun badai sekalipun mengganggunya.
Tapi pertanyaannya adalah, apakah ada orang yang seperti itu? Orang yang rela tetap mencintai  dan menunggu pasangannya meskipun sudah ditinggali dan menjadi milik orang lain? Tanpa tau kapan waktu ia akan kembali ke pelukannya?
Mungkin sebagian orang akan berpikiran untuk “Move On”. Walaupun ada sebagian orang yang keras kepala untuk tetap teguh pada pendiriannya bahwa pasangannya akan kembali kepadanya. Tetap menunggunya meskipun dia sudah berganti ganti pasangan dengan orang lain tanpa pernah memikirkan perasaan orang yang sedang menunggunya. It’s not loyalty, its Stupidty
Move on sendiri bukanlah hal yang mudah. Move on memerlukan beberapa tahapan yang harus kita lewati perlahan sehingga tidak terjadi yang namanya “Gamon” Gagal Move on.
ada teman gue yang mengalami kesulitan untuk move on, gue terus memotivasi dia buat move on, tapi dia tetap teguh pada pendiriannya. Walaupun orang yang dicintainya telah mempunyai pasangan baru.
Dan gue sempat merasakan hal itu, betapa mudahnya nyuruh orang untuk move on ketimbang kita move on untuk diri kita sendiri.
Dari yang awalnya mencoba untuk nggak ngechat, tapi ujung ujungnya ngechat karena badai kesepian yang melanda. Dari yang nggak mau negor, tapi terpaksa negor karna udah ditegor duluan. Dari yang Cuma ngeliat liat foto malah jadi ngestalk instagram, path dan linenya. Gue merasakan betapa sulitnya itu.
Mungkin doi telah mengingatkan kita untuk move on, dengan cara memasang foto bersama pacar barunya ataupun menuliskan nama pasangannya di statusnya. Seakan akan dia ingin mengisyaratkan “Jangan kesini, bahaya” “Maaf”, “lupain aku” “move on ya” atapun yang paling munafik “aku sayang kamu, tapi maaf aku lebih baik sama dia” dan yang paling parah “jangan deketin gue lagi” “Jangan ganggu gue lagi” “jangan rusakin hubungan gue (lagi)”
Mungkin move on akan mudah ketika kita mempunyai kesibukan. Sehingga kita tidak punya waktu untuk menganggur dan merenungi masa masa saat kita masih bersamanya. Bersama teman mungkin dapat membantu melupakan. Tapi apakah akan selamanya teman bersama kita? Saat pulang kerumah, dan sendirian. Kita akan kembali kespian walaupun ditemani beberapa kenangan
Tapi percayalah, tuhan akan selalu memberikan jalan. Yang selalu menunjukan kebaikan dan kebenaran. Mungkin dia bukanlah orang yang kita nantikan, bukanlah orang yang kita impikan dan bukanlah orang yang kita idam idamkan. Karena tuhan telah memberikan seseorang yang sedang menunggu kita diujung jalan kehidupan.
Kenangan hanyalah bagian dari sebuah masa lalu. Yang patut untuk kita rindu. Bukan untuk selalu kita ingat sehingga kita tidak bergerak maju.
Setiap orang memiliki kenangannya masing masing, yang sulit untuk dirasakan orang lain. Senyumnya, indah tatapannya dan tingkah khasnya mungkin menjadi hal hal yang sulit dimengerti oleh orang lain.
Tapi kita harus bergerak maju, terlalu sering melihat kebelakang dapat membuat kita kecelakaan, terluka dan terjatuh dalam tumpukan kenangan. Kenangan yang mengatakan hal hal manis seakan akan kita menjadi orang yang egois. Tidak ingin berlalu hingga ujung waktu. Tapi itu hanyalah sebuah masa lalu.
Melihat dia bersama orang lain bukanlah hal yang mudah. Senyum manisnya telah dibuat oleh dan untuk orang barunya. Tatapannya tak seindah saat masih bersamanya dan sapaannya telah berubah menjadi ucapan formalitas untuk memastikan hati ini tidak pernah  terjadi apa apa.
Melupakannya adalah cara terbaik untuk tetap melanjutkan hidup. Karena merupakan sebuah kesalahan terbesar mencintai dan menyukai pasangan orang lain.
Kembali mencari rumah untuk petualangan yang baru, untuk hari hari yang baru dan senyuman senyuman yang baru. Tanpa lupa untuk mengucapkan terimakasih kepada rumah yang lama, karena kita telah menjadi penghuni yang telah berkembang jauh lebih baik.
Terimakasih kalian, barisan para mantan. Dan semua yang pergi, tanpa sempat aku miliki.
Move On. Going On. Turn On. Must On. Only On. Go On. Get it On

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Read More
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Popular Posts

About Me

Designed ByBlogger Templates