Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Read More
Rumah adalah tempat yang
nyaman bagi semua orang. Rumah adalah tempat peristirahatan dari rutinitas
setelah seharian berpergian. Dan rumah adalah tempat kita kembali sejauh apapun
kita pergi.
Namun, sejatinya manusia adalah mahluk yang nomaden. Yak
yaitu mahluk yang selalu berpindah pindah. Walaupun masa nomaden itu sudah
lewat. Sekitar 4000 tahun yang lalu. Yaitu saat manusia masih menjadi manusia
purba.
Tapi, gue masih percaya sampai sekarang kalau manusia adalah
mahluk yang nomaden. Mereka akan selalu mencari tempat yang nyaman untuk mereka
tinggali ataupun mereka singgahi. Entah itu berupa tempat tinggal, pekerjaan,
teman ataupun cinta mereka. Mereka akan mencari titik nyaman mereka hingga
waktu yang ditentukan, entah waktu itu ditentukan mereka ataupun karena takdir.
Ada sajak yang mengatakan: “Aku ingin menjadi rumahmu,
sejauh apapun kau pergi, akulah tempatmu kembali” Memang merupakan sajak yang
romantis. Betapa setianya orang yang telah ditinggali itu menunggu orang yang
dicintainya kembali kepadanya. Ibarat sebuah rumah yang akan selalu setia
menunggu penghuninya untuk pulang. Dia tidak akan pergi kemana kemana, walaupun
hujan, panas ataupun badai sekalipun mengganggunya.
Tapi pertanyaannya adalah, apakah ada orang yang seperti
itu? Orang yang rela tetap mencintai dan
menunggu pasangannya meskipun sudah ditinggali dan menjadi milik orang lain? Tanpa
tau kapan waktu ia akan kembali ke pelukannya?
Mungkin sebagian orang akan berpikiran untuk “Move On”.
Walaupun ada sebagian orang yang keras kepala untuk tetap teguh pada
pendiriannya bahwa pasangannya akan kembali kepadanya. Tetap menunggunya
meskipun dia sudah berganti ganti pasangan dengan orang lain tanpa pernah
memikirkan perasaan orang yang sedang menunggunya. It’s not loyalty, its
Stupidty
Move on sendiri bukanlah hal yang mudah. Move on memerlukan
beberapa tahapan yang harus kita lewati perlahan sehingga tidak terjadi yang
namanya “Gamon” Gagal Move on.
ada teman gue yang mengalami kesulitan untuk move on, gue
terus memotivasi dia buat move on, tapi dia tetap teguh pada pendiriannya.
Walaupun orang yang dicintainya telah mempunyai pasangan baru.
Dan gue sempat merasakan hal itu, betapa mudahnya nyuruh
orang untuk move on ketimbang kita move on untuk diri kita sendiri.
Dari yang awalnya mencoba untuk nggak ngechat, tapi ujung
ujungnya ngechat karena badai kesepian yang melanda. Dari yang nggak mau negor,
tapi terpaksa negor karna udah ditegor duluan. Dari yang Cuma ngeliat liat foto
malah jadi ngestalk instagram, path dan linenya. Gue merasakan betapa sulitnya
itu.
Mungkin doi telah mengingatkan kita untuk move on, dengan
cara memasang foto bersama pacar barunya ataupun menuliskan nama pasangannya di
statusnya. Seakan akan dia ingin mengisyaratkan “Jangan kesini, bahaya” “Maaf”,
“lupain aku” “move on ya” atapun yang paling munafik “aku sayang kamu, tapi
maaf aku lebih baik sama dia” dan yang paling parah “jangan deketin gue lagi” “Jangan
ganggu gue lagi” “jangan rusakin hubungan gue (lagi)”
Mungkin move on akan mudah ketika kita mempunyai kesibukan.
Sehingga kita tidak punya waktu untuk menganggur dan merenungi masa masa saat
kita masih bersamanya. Bersama teman mungkin dapat membantu melupakan. Tapi
apakah akan selamanya teman bersama kita? Saat pulang kerumah, dan sendirian.
Kita akan kembali kespian walaupun ditemani beberapa kenangan
Tapi percayalah, tuhan akan selalu memberikan jalan. Yang selalu
menunjukan kebaikan dan kebenaran. Mungkin dia bukanlah orang yang kita
nantikan, bukanlah orang yang kita impikan dan bukanlah orang yang kita idam
idamkan. Karena tuhan telah memberikan seseorang yang sedang menunggu kita
diujung jalan kehidupan.
Kenangan hanyalah bagian dari sebuah masa lalu. Yang patut
untuk kita rindu. Bukan untuk selalu kita ingat sehingga kita tidak bergerak
maju.
Setiap orang memiliki kenangannya masing masing, yang sulit
untuk dirasakan orang lain. Senyumnya, indah tatapannya dan tingkah khasnya
mungkin menjadi hal hal yang sulit dimengerti oleh orang lain.
Tapi kita harus bergerak maju, terlalu sering melihat
kebelakang dapat membuat kita kecelakaan, terluka dan terjatuh dalam tumpukan
kenangan. Kenangan yang mengatakan hal hal manis seakan akan kita menjadi orang
yang egois. Tidak ingin berlalu hingga ujung waktu. Tapi itu hanyalah sebuah
masa lalu.
Melihat dia bersama orang lain bukanlah hal yang mudah.
Senyum manisnya telah dibuat oleh dan untuk orang barunya. Tatapannya tak
seindah saat masih bersamanya dan sapaannya telah berubah menjadi ucapan formalitas
untuk memastikan hati ini tidak pernah terjadi apa apa.
Melupakannya adalah cara terbaik untuk tetap melanjutkan
hidup. Karena merupakan sebuah kesalahan terbesar mencintai dan menyukai
pasangan orang lain.
Kembali mencari rumah untuk petualangan yang baru, untuk
hari hari yang baru dan senyuman senyuman yang baru. Tanpa lupa untuk
mengucapkan terimakasih kepada rumah yang lama, karena kita telah menjadi
penghuni yang telah berkembang jauh lebih baik.
Terimakasih kalian, barisan para mantan. Dan semua yang
pergi, tanpa sempat aku miliki.
Move On. Going On. Turn On. Must On. Only On. Go On. Get it
On
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
#OriginalCreativiyID
http://sulthanalazizbercerita.blogspot.co.id/
http://sulthanalazizbercerita.blogspot.co.id/