Labels

Saturday, October 3, 2015

Masa Muda

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Selamat malam para pembaca, yang selalu setia tanpa ada yang memaksa. Lama tidak bercerita, karena terlalu banyak cerita tentang Jogja. Kali ini bukanlah sebuah cerita hal yang biasa, cerita tentang sebuah pro dan kontra, cerita yang merupakan sebuah perkara dari suatu realita. Bukan tentang cinta, melainkan sebuah cerita tentang masa muda. Akan indahnya dunia sekolah
Kami adalah rajawali muda. Terbang tinggi di angkasa. Tetapi kami masih lah muda, sehingga kami masih terus berusaha, sekedar mencoba.
Sekolah bagaikan langit kami dan ilmu bagaikan sayap kami. Tanpa langit kami tidak punya tempat, tanpa sayap kami tidak bisa menggapai langit. Keduanya merupakan sebuah kesinambungan. Saling berkaitan satu sama lain. Sekolah tempat kami bernaung dan ilmu tujuan kami terhubung.
Terbang adalah hal yang indah. Melihat dunia bawah, dari tumpukan awan awan yang berkiprah. Layaknya mencari sebuah ilmu, merupakan hal yang indah. Dapat melihat apa yang tidak biasa kita lihat dan dapat mengetahui dari apa yang tidak kita ketahui.
Dulu katanya, sekolah adalah masa masa paling indah. Apalagi SMA. Akan menghasilkan banyak cerita. Kenangan tak terduga, percintaan yang di damba serta persahabatan sesungguhnya. Sebuah memoriam abu abu yang akan selalu dirindukan ketika dewasa.
Ketika masa dimana kita baru mengetahui style. Celana strit layaknya anak band ataupun rok span layaknya seorang model, converse ataupun nike, denim ataupun jeans, spike ataupun undercut. Masa dimana kita mengenal cinta. Patah hati ataupun kasmaran. Menjadi galau layaknya seorang yang sepenuhnya gagal, ataupun merasa bahagia atas pasangan yang ada sehingga dunia serasa milik berdua.
Ketika masa dimana kita mulai nakal. Rokok, datang terlambat, rambut gondrong, baju ketat, cabut pelajaran, melawan guru, pulang malam. Menjadi hal yang biasa. Ataupun malah sebuah rutinitas
Memang bukanlah hal yang baik. Tapi itu adalah sebuah proses, tentang pencarian jati diri kami. Akankah kami menjadi orang baik? Ataupun seorang pembangkang? Tidak ada yang tau. Itu semua tergantung orang orang yang membimbing kami. Karena kami masih membutuhkan petunjuk tentang tujuan kami terbang.
Tapi, terlalu banyak peraturan yang membatasi kami. Bagaikan sangkar yang membungkus kami. Semua petunjuk itu tidak lah menjadi penuntun kami, melainkan membatasi hak kami. Membatasi tujuan kemana kami ingin terbang.
Kami adalah segerombolan orang muda. Yang penuh dengan semangat dan pemikiran muda. Kami tak suka dikekang, karena kami adalah pejuang. Pejuang pembangun Indonesia di masa mendatang. Semakin kami dikekang, semakin besar rasa kami untuk membangkang.
Tak perlu kami sebutkan peraturan yang kami tidak suka. Karena sejatinya kami tidak suka diatur. Hampir semua peraturan kami tidak suka. Walaupun kami tau, ada beberapa peraturan itu yang membimbing kami menjadi lebih baik.
Memang kami sekolah gratis, dibayari oleh rakyat dengan menggunakan sistem pajak. Dengan harapan kami menjadi orang orang  yang berguna bagi nusa dan bangsa. Menjadi pemimpin yang adil dan bersahaja. Menjadi seorang teladan untuk sebuah panutan. Dan menjadi tokoh, yang mengharumkan nama Indonesia di mata dunia.
Tetapi kami hanyalah seorang manusia biasa. Dan kami masihlah muda. Lalu kami dituntut untuk  menjadi itu semua? Itu adalah hal yang gila. Kami menginginkan kebebasan. Kami ingin menikmati masa muda kami tanpa ada yang terlewatkan. Memang sebuah pemikiran yang berbeda dengan kalian. Karena kalian memang sudah merasakan masa muda kalian.
Menjadi baik adalah tujuan semua orang. Kami sadar kalian menginginkan kami menjadi orang yang baik. Menjadi jauh lebih baik dari kalian. Tapi kami juga, tidak ingin kehilangan kebebasan dan masa muda kami.
Kami iri dengan kakak kakak kami yang terlebih dahulu merasakan bangku sekolahan. Mereka merasakan apa yang tidak kami rasakan. Keindahan masa masa sekolah. Dimana peraturan belum terlalu mengikat mereka. Masa sekolah menjadi hal yang indah ketika dikenang saat mereka sudah dewasa.
Sekarang, kami layaknya seekor burung yang terkurung di dalam sangkar. Entah itu rajawali, ataupun burung burung biasa lainnya. Karena sejatinya, tidak ada rajawali yang ingin terbang tinggi, didalam sangkar.
Ingat film Finding Nemo? Dibagian terakhir saat dia tertangkap oleh jaring, begitu juga dengan ikan ikan lainnya. Ia berusaha untuk melawan jaring tersebut. Walaupun jaring itu berkekuatan mesin. Tapi mereka tetap berusaha untuk keluar dari jaring tersebut. Dengan satu kepemimpinan, satu kesenasiban, satu keinginan, mereka bisa keluar dari jaring yang mengikat mereka.
Satu burung tidak akan merusak sangkar. Tetapi ratusan burung dapat merusak dan keluar sangkar.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Popular Posts

About Me

Designed ByBlogger Templates