Selamat malam para pembaca, yang selalu setia tanpa ada yang
memaksa. Lama tidak bercerita, karena terlalu banyak cerita tentang Jogja. Kali
ini bukanlah sebuah cerita hal yang biasa, cerita tentang sebuah pro dan
kontra, cerita yang merupakan sebuah perkara dari suatu realita. Bukan tentang
cinta, melainkan sebuah cerita tentang masa muda. Akan indahnya dunia sekolah
Kami adalah rajawali muda. Terbang tinggi di angkasa. Tetapi
kami masih lah muda, sehingga kami masih terus berusaha, sekedar mencoba.
Sekolah bagaikan langit kami dan ilmu bagaikan sayap kami.
Tanpa langit kami tidak punya tempat, tanpa sayap kami tidak bisa menggapai
langit. Keduanya merupakan sebuah kesinambungan. Saling berkaitan satu sama
lain. Sekolah tempat kami bernaung dan ilmu tujuan kami terhubung.
Terbang adalah hal yang indah. Melihat dunia bawah, dari
tumpukan awan awan yang berkiprah. Layaknya mencari sebuah ilmu, merupakan hal
yang indah. Dapat melihat apa yang tidak biasa kita lihat dan dapat mengetahui
dari apa yang tidak kita ketahui.
Dulu katanya, sekolah adalah masa masa paling indah. Apalagi
SMA. Akan menghasilkan banyak cerita. Kenangan tak terduga, percintaan yang di
damba serta persahabatan sesungguhnya. Sebuah memoriam abu abu yang akan selalu
dirindukan ketika dewasa.
Ketika masa dimana kita baru mengetahui style. Celana strit
layaknya anak band ataupun rok span layaknya seorang model, converse ataupun
nike, denim ataupun jeans, spike ataupun undercut. Masa dimana kita mengenal
cinta. Patah hati ataupun kasmaran. Menjadi galau layaknya seorang yang
sepenuhnya gagal, ataupun merasa bahagia atas pasangan yang ada sehingga dunia
serasa milik berdua.
Ketika masa dimana kita mulai nakal. Rokok, datang
terlambat, rambut gondrong, baju ketat, cabut pelajaran, melawan guru, pulang
malam. Menjadi hal yang biasa. Ataupun malah sebuah rutinitas
Memang bukanlah hal yang baik. Tapi itu adalah sebuah
proses, tentang pencarian jati diri kami. Akankah kami menjadi orang baik? Ataupun
seorang pembangkang? Tidak ada yang tau. Itu semua tergantung orang orang yang
membimbing kami. Karena kami masih membutuhkan petunjuk tentang tujuan kami
terbang.
Tapi, terlalu banyak peraturan yang membatasi kami. Bagaikan
sangkar yang membungkus kami. Semua petunjuk itu tidak lah menjadi penuntun
kami, melainkan membatasi hak kami. Membatasi tujuan kemana kami ingin terbang.
Kami adalah segerombolan orang muda. Yang penuh dengan
semangat dan pemikiran muda. Kami tak suka dikekang, karena kami adalah
pejuang. Pejuang pembangun Indonesia di masa mendatang. Semakin kami dikekang,
semakin besar rasa kami untuk membangkang.
Tak perlu kami sebutkan peraturan yang kami tidak suka. Karena
sejatinya kami tidak suka diatur. Hampir semua peraturan kami tidak suka.
Walaupun kami tau, ada beberapa peraturan itu yang membimbing kami menjadi
lebih baik.
Memang kami sekolah gratis, dibayari oleh rakyat dengan menggunakan
sistem pajak. Dengan harapan kami menjadi orang orang yang berguna bagi nusa dan bangsa. Menjadi
pemimpin yang adil dan bersahaja. Menjadi seorang teladan untuk sebuah panutan.
Dan menjadi tokoh, yang mengharumkan nama Indonesia di mata dunia.
Tetapi kami hanyalah seorang manusia biasa. Dan kami
masihlah muda. Lalu kami dituntut untuk menjadi itu semua? Itu adalah hal yang gila.
Kami menginginkan kebebasan. Kami ingin menikmati masa muda kami tanpa ada yang
terlewatkan. Memang sebuah pemikiran yang berbeda dengan kalian. Karena kalian
memang sudah merasakan masa muda kalian.
Menjadi baik adalah tujuan semua orang. Kami sadar kalian
menginginkan kami menjadi orang yang baik. Menjadi jauh lebih baik dari kalian.
Tapi kami juga, tidak ingin kehilangan kebebasan dan masa muda kami.
Kami iri dengan kakak kakak kami yang terlebih dahulu
merasakan bangku sekolahan. Mereka merasakan apa yang tidak kami rasakan.
Keindahan masa masa sekolah. Dimana peraturan belum terlalu mengikat mereka.
Masa sekolah menjadi hal yang indah ketika dikenang saat mereka sudah dewasa.
Sekarang, kami layaknya seekor burung yang terkurung di
dalam sangkar. Entah itu rajawali, ataupun burung burung biasa lainnya. Karena
sejatinya, tidak ada rajawali yang ingin terbang tinggi, didalam sangkar.
Ingat film Finding Nemo? Dibagian terakhir saat dia
tertangkap oleh jaring, begitu juga dengan ikan ikan lainnya. Ia berusaha untuk
melawan jaring tersebut. Walaupun jaring itu berkekuatan mesin. Tapi mereka tetap
berusaha untuk keluar dari jaring tersebut. Dengan satu kepemimpinan, satu
kesenasiban, satu keinginan, mereka bisa keluar dari jaring yang mengikat
mereka.
Satu burung tidak akan merusak sangkar. Tetapi ratusan
burung dapat merusak dan keluar sangkar.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
No comments:
Post a Comment